Opini

Memahami Tantangan Alam Wonolelo pada Pemetaan TPS Pemilihan Kepala Daerah 2024

***) Oleh Angga Haksoro

Pemetaan Tempat Pemungutan Suara  (TPS) sejatinya adalah upaya mengenal wilayah Indonesia secara lebih detail. Begitu luas dengan bentang alam yang menantang.

Tugas memetakan TPS pada Pemilihan Kepala Daerah 2024, menuntun kami (Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Sawangan-Red) ke Desa Wonolelo. Kawasan paling timur Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.Berada di lereng barat daya Gunung Merbabu, Desa Wonolelo hanya berjarak selemparan batu dari kabupaten tetangga, Boyolali.

Di kawasan ini, batas wilayah Magelang dan Boyolali terutama di area ladang dan hutan tidak begitu jelas. Beberapa penduduk Dusun Bentrokan dan Denokan, Wonolelo memiliki bidang ladang di wilayah Jrakah yang sudah masuk wilayah Boyolali. Begitu juga sebaliknya, warga Dusun Bangunrejo dan Selo, banyak beraktifitas di wilayah Wonolelo.

Jika naik dari Dusun Denokan terus menanjak ke Bentrokan, di ujung jalan kita bisa langsung menyebrang ke wilayah Dusun Tempel, Boyolali.Hubungan ekonomi atau sebab kekerabatan akibat pernikahan, semakin mengaburkan batas identitas kependudukan kedua wilayah.

5.102 warga Desa Wonolelo masuk dalam Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4), menjadi yang terbanyak se-Kecamatan Sawangan. Jumlah DP4 yang besar menyebabkan upaya menggabungkan daftar potensial pemilih dari beberapa dusun dalam satu TPS, menjadi tugas yang sama sekali tidak mudah. 

Foto: Akses jalan menuju Dusun Bentrokan dan Denokan di Desa Wonolelo, Sawangan (Angga Haksoro)

Tantangan Topografi

Kontur sebagian besar wilayah Wonolelo yang berupa jurang serta tebing, menjadi hambatan tersendiri. Beberapa dusun terisolir dari dusun lainnya sehingga nyaris mustahil digabung dalam satu TPS.   

Sebagaimana dituturkan Ketua PPS Wonolelo, Waiddah Nur Azizah. Dusun Malang salah satu dusun terakhir sebelum sampai di puncak Gunung Merbabu. Pada Pemilu kemarin, jumlah pemilih TPS Dusun Malang ada 301 orang.

Menggabungkan warga dusun Malang ke TPS terdekat di Dusun Nganggrong, menuntut kerja ekstra keras. Dari Malang ke Nganggrong dibutuhkan waktu  45 menit berjalan kaki. Jangan bayangkan jalan kaki disini sama dengan jalan kaki diwilayah lain yang datar. Akses terdekat dari dusun Malang ke dusun Nganggrong harus melintasi jalan setapak yang tidak bisa dilewati kendaraan bermotor. Beberapa dusun di peta memang terlihat bersebelahan, tetapi nyatanya terpisah jurang.

Bila memaksa naik kendaraan bermotor dari Dusun Malang menuju  dusun Nganggrong terpaksa harus memutar rute. Turun gunung terlebih dahulu melewati jalur utama jalan Blabak-Jrakah kemudian mendaki lagi menuju dusun Nganggrong. Memang cukup terisolir.

Lahan ladang di wilayah ini rata-rata berada di lereng gunung Merbabu dengan sudut kemiringan 45 derajat. Ladang terhampar jauh hingga ke kaki jurang sedalam 50 meter. Akses antar dusun dihubungkan jalan beton rabat dua tapak ban mobil. Kondisi lintasan di beberapa titik sangat berbahaya, karena jalan terjal menanjak sekaligus menikung.

Motor skutik yang kami kendarai harus berhenti beberapa kali untuk mengistirahatkan mesin. Penumpang yang berboncengan, terpaksa dilansir naik mengendarai motor yang lebih mumpuni melalui medan berat.    

Menjamin kemudahan akses pemilih menuju TPS pada Pemilihan Kepala Daerah 2024 menjadi tantangan khusus bagi penyelenggara Pemilu. Menjaga tingkat kehadiran pemilih, salah satunya dengan cara memperhatikan kemudahan akses mereka untuk mendatangi tempat pemugutan suara.

Melihat tantangan topografi Desa Wonolelo, mungkin kita harus merevisi ulang makna daerah terisolir yang selama ini hanya menjadi “hak istimewa” daerah pelosok di luar Pulau Jawa. Harapanya di dusun terpencil beberapa TPS bisa berdiri sendiri. Selain menjamin hak pilih masyarakat juga demi terciptanya Pemilihan Kepala Daerah 2024 yang aman dan nyaman sebagaimana harapan  Azizah dan juga lainnya.(***)

***) Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Pilkada 2024 Kecamatan Sawangan

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 755 kali