Sosialisasi

Strategi KPU Kabupaten Magelang Tingkatkan Partisipasi Masyarakat di Pilkada 2024

Mertoyudan_ Pemahaman kepemiluan berbasis inklusif menjadi sektor yang diintensifkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Magelang. Sebab dengan pemahaman itu, kesadaran masyarakat menyuarakan haknya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 juga akan turut terkerek.

Hal itu disampaikan Yohanes Bagyo Harsono, anggota KPU Kabupaten Magelang Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan SDM, saat memimpin diskusi bersama anggota PPK se-Kabupaten Magelang, di Rumah Makan Omahku, Mertoyudan, Rabu (5/6/2024).

Ia menjelaskan, metode sosialisasi kepada masyarakat tidak cukup hanya berkutat pertemuan langsung atau tatap muka saja.

Lebih dari itu, dibutuhkan strategi yang tepat guna menggaet partisipasi masyarakat secara menyeluruh, salah satunya memanfaatkan media sosial.

Pria yang juga mantan Ketua PWI Kabupaten Magelang itu berujar sosialisasi langsung (luar jaringan)  dan dalam jaringan, sebaiknya dilakukan secara proporsional berimbang.

“Sosialisasi secara luring (langsung) dilaksanakan untuk memberikan informasi bagi mereka yang tidak terjangkau di media sosial. Sedangkan sosialisasi lewat media sosial, menyasar kepada dominan pemilih era saat ini, yakni kaum milenial dan generasi Z,” kata Bagyo.

 

Berkaca pada Pemilu 14 Februari 2024, tercatat hampir 58 persennya Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Magelang adalah pemilih kalangan gen Z dan milenial.

“Dari jumlah itu, 90 persennya merupakan pengguna aktif media sosial, ini menjadi lahan potensial bagi KPU beserta jajarannya untuk mengintensifkan sosialisasi melalui  media sosial,” jelasnya.

Bagyo menilai, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) hingga Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang sudah dilantik pada Mei lalu, sudah seharusnya menguasai dunia digital. Dengan begitu, masyarakat mendapat kemudahan mengakses informasi-informasi penting terkait pemilihan.

“Saya yakin dengan konsep dan teknik sosialisasi yang baik, angka partisipasi masyarakat menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 27 November nanti bisa meningkat. Minimal sama dengan Pilkada 2018 ” ucapnya.

Sebagaimana diketahui angka partisipasi masyarakat Kabupaten Magelang menunjukkan tren kenaikan. Pilkada 2018 silam angka partisipasi masyarakat mencapai 79 persen; Pemilu 2019 menyentuh angka 86 persen; dan Pemilu 2024 mencapai angka fantastis, 90,1 persen.

Turut menyampaikan pendapat dalam diskusi itu, anggota PPK Kecamatan Sawangan Angga Haksoro, tentang  pentingnya  penyelenggara pemilu menguasai teknik penulisan informasi pemilu maupun pemilihan yang informatif.

Skill public speaking yang bagus harus diimbangi dengan kemampuan narasi penulisan yang baik pula, sehingga akan tercipta sosialisasi yang dapat dipahami masyarakat secara menyeluruh,” jelasnya.

Andi Gris anggota PPK Kecamatan Muntilan juga berpendapat akan pentingnya badan adhoc penyelenggara pemilihan memiliki penguasaan penulisan berita yang informatif.

“Dengan memiliki kemampuan menulis dan bersosialisasi kepada masyarakat, secara tidak langsung kita telah membantu membendung informasi-informasi palsu atau hoaks yang dapat menyesatkan,” katanya.

Senada, anggota PPK Kecamatan Kajoran  Menur Maharani, menilai informasi dengan muatan berat dan penuh tuntutan pemikiran justru membuat penerima informasi menjadi apatis.

“Sosialisasi melalui  media sosial akan lebih efektif menggunakan bahasa  yang mudah dipahami, muatannya ringan santai, tapi pesan-pesannya tetap tersampaikan,”tukasnya.(Red-/Wiwid Arif PPK Bandongan)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 123 kali